Kamis, 30 Mei 2013

Dimana kebenaran sejati itu?

Kebenaran sejati itu dari dan milik Allah. Al-haqqu minallah. Kebenaran sejati ialah sesuatu yang paling objektif dari segala sesuatu yang objektif. Objektifitas yang mutlak ialah firman Tuhan. Sedangkan manusia hanya bisa berusaha semaksimal mungkin untuk objektif, itupun sesuai dengan kadar kemampuan yang dimilikinya. Kebenaran Allah bersifat hakiki. Firman Allah meliputi seluruh dimensi kosmos dan pada segala ciptaanNya.

Allah memperlihatkan kebenaranNya di segenap cakrawala dan jiwamu. Fil afaqi wafi anfusikum. Afaq adalah jamak dari kata ufuq, yang berarti cakrawala. Kebenaran sejati hanya satu, milik Allah. Untuk mencapainya, Allah memberikan banyak pintu cakrawala. Engkau bisa memasuki pintu-pintu itu dan kemudian menjelajahinya hingga bertemu dengan kebenaran sejati.
Jadi, kebenaran itu tidak hanya berada pada satu pintu, tapi pada beribu-ribu atau bahkan berjuta-juta pintu cakrawala. Ilmu Akademis hanyalah salah satu pintu cakrawala, bukan segala pintu cakrawala. Masih banyak lagi cakrawala-cakrawala yang lain yang harus engkau jelajahi jika engkau ingin memperoleh kebenaran sejati. Alangkah lucunya kalau ada orang yang menganggap bahwa ilmu akademis adalah satu-satunya standar keilmuan manusia dan mempercayai bahwa kebenaran sejati mutlak ada padanya. Itu namanya menuhankan rasio! Jadi, dalam menilai sesuatu ada kalanya kita harus memakai kacamata ilmiah dan ada kalanya kita harus memakai kacamata non ilmiah. Agar tercipta suatu cara pandang yang kaffah multi-dimensi.
Dalam hidup ini banyak hal yang terbukti tidak bisa diselesaikan dengan cara yang ilmiah dan sistematis, untuk itu kita harus cerdas dalam menempatkan air sesuai dengan jenis perabotnya. Kalau air minum ditaruh di gelas, kalau air mandi ditaruh di bak, kalau air sayur ditaruh di panci, kalau air kotor ya di comberan. Itulah objektifitas.
Semua manusia mempunyai peluang dan kesempatan yang sama untuk memperoleh kebenaran sejati. Asal ia mau menyelam kedalam samudera cakrawala dan mengembara menjelajah hamparan jiwanya.

Kebenaran Sejati Ada Diman-mana

teori kebenaran sejati Teori Kebenaran Sejati, oleh: Naf’an Shalahuddin
Jika engkau seorang petani, engkau bisa menemukan kebenaran lewat proses bercocok tanam di sawahmu. Jika engkau seorang pedagang di pasar, engkau bisa menemukan kebenaran lewat siklus lalu lintas pembeli yang datang kepadamu. Jika engkau seorang ibu rumah tangga, engkau bisa menemukan kebenaran ketika engkau sedang mengasuh dan memperhatikan proses pertumbuhan anak-anakmu. Jika engkau seorang supir angkutan umum, engkau bisa menemukan kebenaran dari siklus penumpang yang naik angkutanmu. Jika engkau seorang peternak kambing, engkau bisa menemukan kebenaran melalui kambingmu.
Dan ketika engkau setiap hari bepergian, engkau bisa menemukan kebenaran sejati melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi di jalanan. Sawah, pasar, rumah, angkutan, kambing, kantor, anak, sumur, pengajian, becak, api, dan lain  sebagainya, semua itu adalah pintu cakrawala. Jadi, kebenaran sejati bukan hanya milik kiai atau profesor. Namun engkau semua bisa memperoleh kebenaran sejati melalui jalan hidup yang kau tempuh. Asalkan engkau mau mendayagunakan akal dan hati nuranimu secara sungguh-sungguh. Cakrawala adalah tanah yang harus digali.
Ketika engkau ingin memperoleh air yang jernih, yang murni keluar dari tanah, engkau harus menggali tanah dengan menggunakan alat yang berupa cangkul atau bor. Jika ingin memperoleh kebenaran sejati, engkau harus menggali cakrawala dengan akal dan hati nuranimu. Semoga kita diberi kekuatan oleh Allah untuk menggalinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar